Liga Inggris – Hadapi Tim Pembungkam Spurs & MU, Everton Bergantung pada Magis Lampard & van de Beek

Everton akan meneruskan perjuangannya keluar dari zona medioker kala The Toffees ditantang tim tuan, Southampton di lanjutan Liga Inggris pada (20/02/2022). Laga tersebut menjadi momentum bagi Frank Lampard dan Donny van de Beek untuk membuktikan diri bahwa mereka bukanlah pecundang yang tak seharusnya disingkirkan. Setelah di laga sebelumnya sukses meraih kemenangan telak menghadapi Leeds United dengan skor 3 0, Everton bernafsu mencuri 3 poin dari kandang Southampton yang sedang tampil bagus bagusnya.

Ya, datangnya pelatih dengan nama mentereng seperti Frank Lampard dan pemain kelas Eropa macam Donny van de Beek diharapkan mampu menjauhkan Everton dari zona degradasi. Di musim 2019/2020, pelatih muda berusia 43 tahun tersebut dipercaya untuk menukangi bekas tim yang membesarkan namanya,Chelsea. Musim pertamanya bersamaChelseaberjalan begitu meyakinkan, ia berhasil membawaThe Bluesuntuk finish di peringkat empat klasemen Liga Primer Inggris.

Ia juga menjadi pelopor tim yang berkandang di Stamford tersebut untuk mengorbitkan pemain pemain muda. Nama nama seperti Mason Mount, Tammy Abraham, dan Fikayo Tomori adalah deretan pemain muda yang ia bawa pulang dari masa peminjaman untuk mendapatkan tempat mengisi skuat intiThe Blues. DebutLampardyang meyakinkan tersebut, membuat Roman Abrahamovic semakin percaya dengannya.

Untuk menaungi Liga Primer Inggris musim 2020/2021, Abrahamovic menggelontorkan dana sebesar 200 juta euro atau sekitar 3,2 triliun rupiah sebagai modal belanja pelatih asal Inggris itu. Namun, hal tersebut justru menjadi bencana untukLampard. Nama nama besar yang ia boyong tak mampu ia kombinasikan dengan skuat muda miliknya.

Alhasil,Chelseadibawanya tercecer di papan tengah Liga Primer Inggris hingga pekan ke 13. Kondisi tersebut membuat Abrahamovic geram dan memecatnya pada bulan Januari untuk digantikan oleh juru taktik asal Jerman, Thomas Tuchel. Ya, Lampard memang layak mendapatkan kesempatan kedua bersamaEverton, ia adalah pelatih muda yang haus akan prestasi dan pembuktian diri.

Seperti halnya Frank Lampard, van de Beek adalah nama mentereng yang dijadikan 'medioker' oleh kerasnya persaingan di lini tengah Setan Merah. Padahal, secara kualitas, Donny merupakan pemain yang mumpuni. Ketika masih membelaAjax Amsterdam,Donny van de Beektelah berhasil mempersembahkan gelar Eredivisie Belanda, KNVB Cup, Johan Cruyff Shield, dan sekali masuk ke partai final Europa League.

Bahkan, ketika Die Amsterdammers tampil di kompetisi Liga Champions Eropa pun, namaDonny van de Beekmencuat dan menjadi incaran klub klub besar eropa. Ia juga menjadi salah satu gelandang subur yang memberi kontribusi luar biasa untuk Ajax, satu musim tepat sebelum kedatangannya di United. Donny berhasil menyumbangkan 10 gol dan 11 assist dari 37 pertandingan, menjadi pemain dengan kontribusi gol terbanyak kedua setelah Dusan Tadic.

Atas torehan menterengnya tersebut, pemain berusia 24 tahun itu masuk ke dalam nominasi peraih Ballon d'Or tahun 2019. Taktik jituFrank Lampardbisa saja melecut kembali atribut istimewa Donny bersama Ajax Amsterdam. Faktanya,Evertonbukanlah tim yang kekurangan pemain mentereng, kedalam skuat mereka mumpuni.

Nama nama seperti Richarlison, Dominic Calvert Lewin, Demay Gray, hingga eks pemain Barcelona, Andre Gomes dimiliki oleh The Toffes. Tentu Lampard tak akan kesulitan untuk menerapkan pakem 4 4 2nya dengan kedalam skuat yang dimiliki Everton saat ini. Ditambah amunisi baru dari Manchester United,Donny van de Beek, eks juru taktik Derby County itu bisa saja membuatEvertontampil lebih bertaji musim ini.

Ya, menarik dinanti bagaimana kiprah pelatih dan pemain yang haus akan pembuktian ini bersamaEverton. The Toffes bisa saja menjadi panggung pembuktian mereka untuk memperlihatkan atribut spesial yang selama ini tak terlihat. Frank Lampard dengan kecerdasannya meracik strategi, danDonny van de Beekdengan visi bermain dan insting mencetak golnya dari lini kedua.

Menghadapi Southmapton akan menjadi panggung pembuktian yang sempurna bagi keduanya. Pasukan Ralph Hasenhuettl itu dikenal sebagai kryptonite tim tim besar Liga Inggris usai mengalahkan Tottenham dikandangnya sendiri dan sukses menahan imbang dua tim asal Manchester, Setan Merah dan The Citizens. Forster; Livramento, Bednarek, Salisu, Walker Peters; Romeu, Waed Prowse; Armstrong, Elyounoussi; Broja, Adams.

Pickford; Coleman, Holgate, Keane, Kenny, Iwobi, Allan Van de Beek, Gordon; Richarlison, Calvert Lewin.